Baik, kali ini gue akan coba
menuliskan tentang penjelasan dan panduan berupa apa yang harus kalian, para
pemulungku yang pinter, lakukan jika kalian akan tidur bareng dengan salah satu
atau beberapa anak HI 2010. Gue menulis ini berdasarkan observasi dan
pengalaman gue tidur bareng dengan beberapa temen seangkatan gue. Gue cukup
beruntung untuk bisa mengamati mereka dan meneliti gaya tidur mereka. Gue tahu
kalo anak HI yang pernah tidur bareng sama gue baru sedikit dan gue yakin
beberapa dari kalian akan menganggap ini info yang sangat gak penting, tapi gue
yakin ini akan lumayan membantu kalo kalian ada di situasi mendesak ini. Gue
akan coba catch up dengan orang-orang lain nanti. Baik, kita mulai saja dengan
orang-orangnya yang sudah ada!
Samuel Pablo Ignasius Pareira Dia adalah anak HI pertama yang tidur bareng gue.
Secara keseluruhan, gaya tidur Pablo cukup tenang, gue gak pernah denger dia
ngorok, dan dia cukup kooperatif berbagi peralatan tidur. Gue bisa bilang
begini karena gue untungnya selalu mendapat jarak aman kalo tidur bareng dia
dan anehnya gue selalu nyenyak tidurnya. Mungkin karena setiap kali gue tidur
bareng dia itu selalu setelah melalui hari yang melelahkan.
Kata Pakar: tetaplah berusaha untuk
jaga jarak aman dengan Pablo, karena gue belum mendapat kesempatan untuk
mengalami saat-saat ‘liar’ Pablo. HARAP DITEKANKAN, ‘liar’ di sini berarti dia
tidurnya gak bisa diem dan ngerepotin orang, bukan tukang nyerang
kesono-kemari. Overall, tidur dengan Pablo cukup damai.
Muhammad Iqbal Gue tidur di kostan dia pada malam sebelum hari-H Potluck, bersama
Colley. Selain itu pada malam sebelum TKHI Day 2 juga, di kostan Adit. Satu
kalimat: Iqbal tidur kayak batu. Kalo udah tidur udah gak bisa digerakin lagi.
Gue pernah coba geser kakinya sedikit waktu tidur di sebelah dia, sumpah susah
banget, gue gak bisa gerakin seinci pun. Dia juga jarang ubah posisi tidur
sepanjang malam, jadinya gue gak bisa nyolong-nyolong space tidur kalo dia
bergeser. Jadinya kalo tidur di samping Iqbal, space yang lu dapet, ya segitu
aja, cuma seluas itulah ruang tidurlu semaleman, gak bisa diubah-ubah lagi.
Tapi dia gak ngorok kok. Ya iyalah, batu mana bisa ngorok? Kan tadi gue udah
bilang.
Kata Pakar: tidurlah sejauh mungkin
dari Iqbal. Atau siapkan ruang seluas mungkin jika Anda terpaksa tidur di
samping Iqbal, maka tidur Anda akan nyenyak dan damai sepanjang malam dengan ruang
yang cukup.
Colley Windya Tyas Buwana Sewaktu malam sebelum Potluck, gue tidur di samping dia di kostan
Iqbal. Dia tidur tanpa mandi setelah kuliah dan latihan Potluck seharian.. gue
tahu sekarang kenapa kulitnya agak gelap. Gaya tidur Colley hampir mirip dengan
Iqbal, (gue ngeliat muka mereka berdua waktu lagi tidur dan hampir menyangka
mereka abang-adek) meskipun Colley gak tidur kayak batu, di masih bisa digeser.
Tapi yah.. tidurnya cool. Ngerti kan? Tipe-tipe orang yang bahkan saat tidur
pun berupaya terlihat keren. Jadi dia hampir gak bisa disadari kalo lagi tidur
di sampinglu, karena dia tidurnya anteng. Eh gak tahu ya aslinya gimana, ini
pengalaman gue aja dan gue cuma pernah sekali tidur bareng dia.
Kata Pakar: lupakan bahwa Colley
sedang tidur di samping Anda, dan alami mimpi indah yang nyaris tak terganggu.
Aditya Agak
sulit menganalisa gaya tidurnya karena dia gak tidur di samping gue dan gue
cuma sempet tidur bareng dia selama 3 jam pada malam sebelum Day 2. Bahkan, gue
pikir dia sama sekali bukan penidur, jadi orang bakalan tewas duluan sebelum
sempet meneliti dia tertidur. Gue gak bisa ngomong banyak karena gue sendiri
molor parah, tapi gue bisa bilang berdasarkan pengalaman orang lain bahwa.. dia
bisa pura-pura tidur! Kelihatannya dia tidur, tapi sebenernya nggak. Dan ketika
orang ikut tertidur karena tertipu ngeliat dia (pura-pura) tidur.. dia akan kepo.
Dia akan kepo dengan ngeliat-liat SMS di HPlu. Dia akan mengintip pembicaraan
rahasialu. Dia akan menyimpan rahasia yang akhirnya dia ketahui sebagai senjata
untuk menguasailu.. Sangat berbahaya!
Kata Pakar: mending gak usah tidur,
layanin aja obrolannya semaleman sampe pagi atau kalo gak kuat, tidur aja, tapi
jangan lupa untuk menaruh HP di tempat yang sangat aman dan terlindung. Kalo perlu
bawa lemari besi anti-nuklir untuk menyimpannya.
Rizqy Bayuaji Aryadi One extraordinary night in his house..!! Yeah!!! Setelah ngobrol dan
ngegosip sambil ngakak guling-guling, akhirnya kami capek dan tertidur. Gue
tidur bareng dia waktu nginep di rumahnya sama Stevano. RBA tidur kayak
beruang, bergulung sampe jadi bulat sempurna, selimutan, terus ngorok. Ya,
ngorok. Jarang dan gak terlalu berisik sih. Dia juga jarang mengubah posisi
tidur. Pasti nyaman tidur begitu. Kalo tidur nampaknya dia harus sambil
dengerin lagu-lagu slow pengantar tidur dari laptopnya yang nyala semaleman.
Kalo dia jadi anak bapak gue, pasti dia sering diomelin bapak gue. Lah laptop
gue tinggal boker aja bapak gue udah kayak orang kebakaran bulu ketek, apalagi
gue tinggal tidur? Jangan tanya kenapa bapak gue kayak gitu, kita di sini bukan
untuk bahas itu. Waktu itu, karena gue agak terganggu, music player di
laptopnya gue matiin (maaf RBA).
Kata Pakar: agaknya cukup berbahaya
tidur dalam jarak dekat dengan RBA, jadi buatlah jarak yang sekiranya cukup
aman sebelum mulai tidur.
Stevano Richard Desmond Ini dia yang paling bikin gue kesel sebenernya. Oke, jadi, Stevano
tidurnya sangat liar. Dia ngerebut selimut naga kesayangan RBA yang harusnya
kita pake berdua, udah tahu gue gak tahan AC. Dia ngejadiin gue guling,
meskipun dia menolak mengakuinya dan meskipun tangannya gue singkirin
berkali-kali, dia keukeuh. Dia kadang nyender di bahu gue, bikin punggung dan
leher gue sakit. Untungnya dia gak ngerebut bantal gue karena dia udah punya
bantal sendiri. Dia juga tidurnya gak bisa diem, hampir memaksa gue tidur di
atas ubin. Critical space! Dan dia sulit dilawan!
Kata Pakar: tidur sejauh mungkin
dari Stevano, bawa selimut sendiri, bawa guling sendiri, kalo perlu bawa karpet
sendiri. Intinya, tidurlah secara mandiri dan sebisa mungkin jangan sharing
peralatan tidur sama dia. Dan jangan coba-coba membalas perlakuannya waktu
tidur, bisa-bisa dia malah menikmatinya. #loh
Orang-orang
itu sajalah yang seinget gue pernah tidur bareng gue. Kalo malam setelah JJM UI
2011 itu dihitung, berarti ada Johan Anugerah Pardamean Tampubolon (Johan),
Anindita Brilianti (Anin), Rista Sanjaya (Rista), Marchio Irfan Gorbiano
Setiawan (Chio), dan Muhammad Naufal (Naufal). Tapi gue tidur sama mereka cuma
sebentar dan gue gak sempet meneliti mereka satu-persatu, itu juga kalo mereka
semua beneran tidur.
Nah,
bagaimana dengan gue? Hmm.. gue tidurnya cukup ‘liar’. Gue kalo tidur mangap,
jadi bantal, guling atau kasur paginya pasti basah karena iler. Gue juga gak
bisa diem, kadang ada aja bantal, selimut, atau guling yang jatoh ke lantai
karena gue tendang atau apa. Malah kadang seprai bisa copot semuanya dan tanpa
sadar gue jadiin selimut. Gue kalo udah molor udah gak ngerasain apa-apa lagi.
Waktu kecil pas sakit gue bisa minum obat dan ganti baju sambil tidur tanpa
terbangun atau menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kalo gue tidur
bareng orang lain, entah kenapa gue jadi sopan. Tidur gue pasti anteng banget.
Malah, kalo tidur bareng orang gue malah gak bisa tidur kecuali ngantuk atau
capek parah. Kalo tidur sendiri gue liar, kalo bareng orang lain gue kayak kena
FFI, siapapun itu. Orang yang bisa membuat gue nyenyak walaupun tidur bareng
hanyalah ibu gue.
Well,
kalo ada orang-orang di atas yang marah karena tabiat mereka kalo tidur gue
bongkar, atau merasa bahwa mereka gak seperti itu, percuma saja. Karena cepat
atau lambat pasti akan ada yang tahu. Peace.. I love you, guys.. :D Selamat
tidur!!