Minggu, 18 September 2011

Panduan untuk Tidur Bersama Beberapa Anak HI 2010


Baik, kali ini gue akan coba menuliskan tentang penjelasan dan panduan berupa apa yang harus kalian, para pemulungku yang pinter, lakukan jika kalian akan tidur bareng dengan salah satu atau beberapa anak HI 2010. Gue menulis ini berdasarkan observasi dan pengalaman gue tidur bareng dengan beberapa temen seangkatan gue. Gue cukup beruntung untuk bisa mengamati mereka dan meneliti gaya tidur mereka. Gue tahu kalo anak HI yang pernah tidur bareng sama gue baru sedikit dan gue yakin beberapa dari kalian akan menganggap ini info yang sangat gak penting, tapi gue yakin ini akan lumayan membantu kalo kalian ada di situasi mendesak ini. Gue akan coba catch up dengan orang-orang lain nanti. Baik, kita mulai saja dengan orang-orangnya yang sudah ada!
Samuel Pablo Ignasius Pareira Dia adalah anak HI pertama yang tidur bareng gue. Secara keseluruhan, gaya tidur Pablo cukup tenang, gue gak pernah denger dia ngorok, dan dia cukup kooperatif berbagi peralatan tidur. Gue bisa bilang begini karena gue untungnya selalu mendapat jarak aman kalo tidur bareng dia dan anehnya gue selalu nyenyak tidurnya. Mungkin karena setiap kali gue tidur bareng dia itu selalu setelah melalui hari yang melelahkan.
Kata Pakar: tetaplah berusaha untuk jaga jarak aman dengan Pablo, karena gue belum mendapat kesempatan untuk mengalami saat-saat ‘liar’ Pablo. HARAP DITEKANKAN, ‘liar’ di sini berarti dia tidurnya gak bisa diem dan ngerepotin orang, bukan tukang nyerang kesono-kemari. Overall, tidur dengan Pablo cukup damai.
Muhammad Iqbal Gue tidur di kostan dia pada malam sebelum hari-H Potluck, bersama Colley. Selain itu pada malam sebelum TKHI Day 2 juga, di kostan Adit. Satu kalimat: Iqbal tidur kayak batu. Kalo udah tidur udah gak bisa digerakin lagi. Gue pernah coba geser kakinya sedikit waktu tidur di sebelah dia, sumpah susah banget, gue gak bisa gerakin seinci pun. Dia juga jarang ubah posisi tidur sepanjang malam, jadinya gue gak bisa nyolong-nyolong space tidur kalo dia bergeser. Jadinya kalo tidur di samping Iqbal, space yang lu dapet, ya segitu aja, cuma seluas itulah ruang tidurlu semaleman, gak bisa diubah-ubah lagi. Tapi dia gak ngorok kok. Ya iyalah, batu mana bisa ngorok? Kan tadi gue udah bilang.
Kata Pakar: tidurlah sejauh mungkin dari Iqbal. Atau siapkan ruang seluas mungkin jika Anda terpaksa tidur di samping Iqbal, maka tidur Anda akan nyenyak dan damai sepanjang malam dengan ruang yang cukup.
Colley Windya Tyas Buwana Sewaktu malam sebelum Potluck, gue tidur di samping dia di kostan Iqbal. Dia tidur tanpa mandi setelah kuliah dan latihan Potluck seharian.. gue tahu sekarang kenapa kulitnya agak gelap. Gaya tidur Colley hampir mirip dengan Iqbal, (gue ngeliat muka mereka berdua waktu lagi tidur dan hampir menyangka mereka abang-adek) meskipun Colley gak tidur kayak batu, di masih bisa digeser. Tapi yah.. tidurnya cool. Ngerti kan? Tipe-tipe orang yang bahkan saat tidur pun berupaya terlihat keren. Jadi dia hampir gak bisa disadari kalo lagi tidur di sampinglu, karena dia tidurnya anteng. Eh gak tahu ya aslinya gimana, ini pengalaman gue aja dan gue cuma pernah sekali tidur bareng dia.
Kata Pakar: lupakan bahwa Colley sedang tidur di samping Anda, dan alami mimpi indah yang nyaris tak terganggu.
Aditya Agak sulit menganalisa gaya tidurnya karena dia gak tidur di samping gue dan gue cuma sempet tidur bareng dia selama 3 jam pada malam sebelum Day 2. Bahkan, gue pikir dia sama sekali bukan penidur, jadi orang bakalan tewas duluan sebelum sempet meneliti dia tertidur. Gue gak bisa ngomong banyak karena gue sendiri molor parah, tapi gue bisa bilang berdasarkan pengalaman orang lain bahwa.. dia bisa pura-pura tidur! Kelihatannya dia tidur, tapi sebenernya nggak. Dan ketika orang ikut tertidur karena tertipu ngeliat dia (pura-pura) tidur.. dia akan kepo. Dia akan kepo dengan ngeliat-liat SMS di HPlu. Dia akan mengintip pembicaraan rahasialu. Dia akan menyimpan rahasia yang akhirnya dia ketahui sebagai senjata untuk menguasailu.. Sangat berbahaya!
Kata Pakar: mending gak usah tidur, layanin aja obrolannya semaleman sampe pagi atau kalo gak kuat, tidur aja, tapi jangan lupa untuk menaruh HP di tempat yang sangat aman dan terlindung. Kalo perlu bawa lemari besi anti-nuklir untuk menyimpannya.
Rizqy Bayuaji Aryadi One extraordinary night in his house..!! Yeah!!! Setelah ngobrol dan ngegosip sambil ngakak guling-guling, akhirnya kami capek dan tertidur. Gue tidur bareng dia waktu nginep di rumahnya sama Stevano. RBA tidur kayak beruang, bergulung sampe jadi bulat sempurna, selimutan, terus ngorok. Ya, ngorok. Jarang dan gak terlalu berisik sih. Dia juga jarang mengubah posisi tidur. Pasti nyaman tidur begitu. Kalo tidur nampaknya dia harus sambil dengerin lagu-lagu slow pengantar tidur dari laptopnya yang nyala semaleman. Kalo dia jadi anak bapak gue, pasti dia sering diomelin bapak gue. Lah laptop gue tinggal boker aja bapak gue udah kayak orang kebakaran bulu ketek, apalagi gue tinggal tidur? Jangan tanya kenapa bapak gue kayak gitu, kita di sini bukan untuk bahas itu. Waktu itu, karena gue agak terganggu, music player di laptopnya gue matiin (maaf RBA).
Kata Pakar: agaknya cukup berbahaya tidur dalam jarak dekat dengan RBA, jadi buatlah jarak yang sekiranya cukup aman sebelum mulai tidur.
Stevano Richard Desmond Ini dia yang paling bikin gue kesel sebenernya. Oke, jadi, Stevano tidurnya sangat liar. Dia ngerebut selimut naga kesayangan RBA yang harusnya kita pake berdua, udah tahu gue gak tahan AC. Dia ngejadiin gue guling, meskipun dia menolak mengakuinya dan meskipun tangannya gue singkirin berkali-kali, dia keukeuh. Dia kadang nyender di bahu gue, bikin punggung dan leher gue sakit. Untungnya dia gak ngerebut bantal gue karena dia udah punya bantal sendiri. Dia juga tidurnya gak bisa diem, hampir memaksa gue tidur di atas ubin. Critical space! Dan dia sulit dilawan!
Kata Pakar: tidur sejauh mungkin dari Stevano, bawa selimut sendiri, bawa guling sendiri, kalo perlu bawa karpet sendiri. Intinya, tidurlah secara mandiri dan sebisa mungkin jangan sharing peralatan tidur sama dia. Dan jangan coba-coba membalas perlakuannya waktu tidur, bisa-bisa dia malah menikmatinya. #loh
Orang-orang itu sajalah yang seinget gue pernah tidur bareng gue. Kalo malam setelah JJM UI 2011 itu dihitung, berarti ada Johan Anugerah Pardamean Tampubolon (Johan), Anindita Brilianti (Anin), Rista Sanjaya (Rista), Marchio Irfan Gorbiano Setiawan (Chio), dan Muhammad Naufal (Naufal). Tapi gue tidur sama mereka cuma sebentar dan gue gak sempet meneliti mereka satu-persatu, itu juga kalo mereka semua beneran tidur.
Nah, bagaimana dengan gue? Hmm.. gue tidurnya cukup ‘liar’. Gue kalo tidur mangap, jadi bantal, guling atau kasur paginya pasti basah karena iler. Gue juga gak bisa diem, kadang ada aja bantal, selimut, atau guling yang jatoh ke lantai karena gue tendang atau apa. Malah kadang seprai bisa copot semuanya dan tanpa sadar gue jadiin selimut. Gue kalo udah molor udah gak ngerasain apa-apa lagi. Waktu kecil pas sakit gue bisa minum obat dan ganti baju sambil tidur tanpa terbangun atau menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kalo gue tidur bareng orang lain, entah kenapa gue jadi sopan. Tidur gue pasti anteng banget. Malah, kalo tidur bareng orang gue malah gak bisa tidur kecuali ngantuk atau capek parah. Kalo tidur sendiri gue liar, kalo bareng orang lain gue kayak kena FFI, siapapun itu. Orang yang bisa membuat gue nyenyak walaupun tidur bareng hanyalah ibu gue.
Well, kalo ada orang-orang di atas yang marah karena tabiat mereka kalo tidur gue bongkar, atau merasa bahwa mereka gak seperti itu, percuma saja. Karena cepat atau lambat pasti akan ada yang tahu. Peace.. I love you, guys.. :D Selamat tidur!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar