Selasa, 19 Juli 2011

Warna Angka dan Huruf Vokal

Menyambung postingan gue sebelumnya tentang coloured seeing #sotoyabissumpah gue kali ini kasih pandangan gue tentang warna-warna yang cocok untuk semua angka dan huruf vokal.

1=putih

2=merah muda

3=hijau

4=cokelat

5=merah

6=oranye

7=biru

8=hijau muda

9=merah tua

0=hitam

A=merah

I=putih

U=hijau

E=cokelat muda

O=hitam

Bisa lihat hubungan di antara keduanya? Gue gak menulis tentang huruf mati karena menurut gue hampir mereka semua punya warna sama sama huruf E, coklat muda. Gue tahu gue gak sendiri dalam hal ini. Bagaimana menurut kalian, para pemulung?

Fujiko F. Fujio dan Perubahan pada Komik Doraemon Petualangan

Kali ini gue ingin ngomongin tentang sesuatu yang jadi salah satu dari banyak hal favorit gue: Doraemon! Yap, Doraemon adalah komik yang pertama kali gue baca waktu umur 4 tahun. Dan yap! Gue udah bisa baca waktu umur 4 tahun padahal waktu itu gue belom sekolah. Gue bisa baca awalnya cuma diajarin sama ibu gue bagaimana caranya baca kalimat yang ada di stiker pariwisata yang ketempel di lemari samping tempat tidur gue: Carita Paradise Resort. Cuma diajarin baca tiga kata itu, gue langsung bisa baca kata dan kalimat apapun. Termasuk kata “diperkosa” yang gue baca di koran. Waktu gue tanya apa itu “diperkosa” sama orang tua gue, mereka kelabakan. Mereka gak pernah naro koran atau bacaan lain yang belum-waktunya di deket-deket gue sejak itu.

Baik, gue to the point aja. Doraemon di sini gue khususkan pada komik Doraemon Petualangan. Fujiko F. Fujio (gue tahu bahwa pengarang Doraemon ini aslinya adalah 2 orang, Hiroshi Fujimoto dan Mooto Abiko, gue lupa gue tahu dari mana dan apa ini fakta atau bukan gue gak tahu) menulis komik Doraemon Petualangan secara rutin sampe volume 15, kemudian dia bilang dia mau berhenti nulis komik Doraemon Petualangan karena mau mempersiapkan seri Doraemon Seri Peralatan Ajaib. Gue liat ini di iklan seri baru tersebut di bagian belakang komik Doraemon Petualangan. Setelah dia menerbitkan beberapa jilid Doraemon Seri Peralatan Ajaib (terakhir gue liat di toko buku cuma sampe tiga jilid), gue mendapat kesan dia tidak pernah berkesempatan lagi untuk nerusin Doraemon Petualangan. Entah karena dia udah mulai sakit atau dia emang udah meninggal (God bless his soul). Dia emang udah menulis konsep cerita dan sinopsisnya, gue rasa, namun yang menggambarkan dan mengembangkan ceritanya sampai jadi komik bukan dia, mungkin asisten atau murid-muridnya. Kenapa gua bisa bilang begini? Yaitu karena: ada perubahan besar dari komik Doraemon Petualangan terhitung mulai sejak jilid 16.

Perubahan paling kentara yang gue liat adalah karakternya. Salah satunya di sini Nobita. Gue langsung khususkan diri ke adegan aja, kalo gitu. Di volume 22, Nobita dan Kerajaan Robot, pada bagian awal ada adegan ketika Nobita membentak ibunya dan ngatain ibunya pelit karena gak mau ngebeliin dia pet robot. Menurut gue ini salah banget. Nobita seharusnya segan terhadap ibunya, namun tetap hormat. Semua karena sikap ibunya yang sangat tegas dan galak, namun tetap menyayangi Nobita. Jadi menurut gue, sedari awal bahkan Nobita seharusnya gak akan berani meminta sesuatu yang mustahil dikabulkan, apalagi ngebentak dan ngatain ibunya pelit. Fail abis. Terus nih ya, di volume 23, Nobita dan Angin Ajaib, di bagian akhirnya ketika Nobita menyaksikan kematian Fuuko (aduh spoiler), Nobita tampaknya begitu terpukul dan sedih sampe gak mau ngomong dan kerjanya mewek mulu sampe berapa hari. Ini juga fail. Nobita adalah anak yang lembut dan penyayang, tapi dia juga tegar, apalagi kalau memikirkan bahwa sesuatu yang disayanginya berada di tempat yang lebih baik atau dalam kondisi lebih bahagia saat berpisah dengan sesuatu itu. Contoh, volume 1, Petualangan Nobita dengan Dinosaurus, Nobita sedih banget waktu pisah sama Pisuke, tapi dia sadar kalo mereka gak bisa terus-terusan bareng dan Pisuke lebih baik ada di jamannya daripada sama Nobita. Nobita rela berpisah, dia sedih, tapi dia tahu itu yang terbaik untuk Pisuke, lalu dia bisa mengatasi kesedihannya, dan gembira lagi. Berlawanan banget kan? Gue yakin pasti penulisnya punya interpretasi sendiri sama dunia Doraemon, dan karena terlalu semangat, jadi lupa sama prinsip yang udah diletakkan Fujiko Sensei sebelumnya.


Lain lagi tentang tokoh, kali ini temen-temennya Nobita. Shizuka, misalnya. Oke, Giant sama Suneo juga termasuk deh. Shizuka pada awalnya adalah tokoh yang sangat penting dalam setiap petualangan, berperan besar, digambarkan pemberani dan baik hati, namun semuanya itu dijungkirbalikkan sejak volume 16. Karakter Shizuka jadi kayak tokoh cewek-love-interest-lemah-gak-penting-yang-“lo-tuh-cuma-pendukung-di-sini”. Ngerti kan maksud gue? Ya, Shizuka jadi dikebelakangkan. Begitu pula dengan Giant dan Suneo, sahabat Nobita sampai mati yang sama pentingnya dengan kantong ajaib Doraemon di petualangan-petualangan sebelumnya, yang kemudian dinomorduakan. Ah, gue lupa. Doraemon, tentu saja. Napas dari seluruh kisah ini. Pada awalnya dia adalah tokoh yang sabar dan berperan sebagai pendamping, tiba-tiba setelah volume 15 dia jadi terlalu penting. Terakhir Nobita. Nobita lagi deng. Setelah volume 16 dia jadi penting mampus, terlalu penting bahkan. Porsi tampilannya, maksud gue. Nobita terlalu banyak muncul, terlalu fokus pada Nobita, dan Nobita digambarkan jadi terlalu emosional. Segalanya jadi tidak seimbang setelah Fujiko Sensei meletakkan penanya. Namun bukan berarti loyalitas gue berkurang, gue tetep fannya Doraemon kok.

Bisa dibilang, Doraemon Petualangan volume 16, Nobita dan Kereta Api Express, lanjutan dari volume 15, Catatan Harian Nobita, adalah sebuah transisi. Di volume itu masih kentara nuansa Doraemon asli yang diciptakan Fujiko F. Fujio, tapi juga ada sedikit rasa-rasa yang berubah. Dan kemudian perubahan itu makin kerasa di volume-volume berikutnya.



Demikian curhatan gue tentang komik Doraemon Petualangan. Gue baru aware karena baru gue baca-baca lagi, hehe. Gue mau tekankan kalo ini semua sekadar pandangan gue sebagai orang yang suka Doraemon. Gue sadar sih, masih ada yang lebih freak Doraemon lagi, dengan segala kerendahan hati, ini hanyalah sebuah keluhan subjektif. Bila ada yang menyinggung, salah, atau gak disetujui, gue mohon maaf. Plis deh, namanya juga curhatan.

Ehm, kayaknya segitu dulu analisis gue mengenai perubahan di komik Doraemon Petualangan. Kalo inget lagi nanti gue posting lagi. Atau kalian, para pemulung, tahu?

Warna HI 2010

Sejak kecil, gue kadang punya kebiasaan aneh mengasosiasikan sesuatu dengan warna. Yang paling sering gue asosiasikan adalah huruf, angka, kata, atau orang lain di sekitar gue. Misalnya begini, kalau angka, gue menganggap angka tertentu itu cocok banget sama warna tertentu, misalnya angka 5 dengan warna merah. Pokoknya menurut gue angka 5 itu merah banget, jiwanya adalah merah, angka 5 itu gak bisa lain selain warna merah, dan kalo mau ngertiin angka 5, lu mesti ngerti warna merah. Ngerti gak maksudnya? Gue pernah liat di buku berjudul Abnormal Psychology karya Isador H. Coriat dari e-book yang gue download, ada bab yang judulnya “Coloured Hearing”, mungkin itu kasus yang hampir sama. Jangan suruh gue jelasin apa itu coloured hearing, gue sendiri belom baca (males tahu baca e-book). Tapi yang bisa gue mengerti dari skimming ngasal gue adalah bahwa coloured hearing itu berarti orang yang bisa mengasosiasikan warna suara tertentu dengan jenis-jenis warna yang biasa kita lihat. Pokoknya gitu deh.
I’m having this since I was a kid, jadi udah lama. Dulu gue gak begitu peduli akan kecenderungan ini, gue hanya menemukan ini sebagai hal yang cukup seru buat dipikirin sendiri dan jadinya memberikan gue kegiatan untuk dilakukan kalo lagi mati gaya. Gak normal sih kedengerannya, tapi sampe sekarang masih. Gue sering meratiin temen-temen gue dan berpikir warna apa yang paling cocok sama dia. Kadang mengundang tatapan aneh temen gue yang lain yang ngeliatin gue lagi ngeliatin orang dengan seriusnya. What a freak, I am. Gue belum pernah mendiskusikan ini, ataupun mencoba mencari tahu apa ini. Baru setelah gue tertarik sama psikologi, gue sedikit mikir. Apa ini? Apa yang sedang terjadi dengan gue? Waktu gue pertama kali masuk HI UI tahun 2010 lalu, gue ketemu banyak orang baru. Dan ini “ladang” baru buat gue. Gue mencoba mencari warna apa yang paling cocok dari semua temen seangkatan, dan hasilnya seperti ini:
  • Abiet: biru laut, putih
  • Adit: biru tua, hitam
  • Aira: kuning
  • Anin: oranye, krem
  • Nindi: merah atau ungu
  • Dita: hitam
  • Arlan: putih kali ya?
  • Uli: ungu
  • Dette: aduh bingung, Dette warna apa ya?
  • Bestika: pink, ungu muda
  • Binar: kuning, merah tua, merah darah
  • Bisam: biru muda, hitam
  • Carol: merah tua
  • Clara: ungu tua, ungu kemerahan
  • Colley: biru, hitam
  • Debo: putih, kuning, kuning muda
  • Destin: biru tua banget
  • Dike: hijau atau putih
  • Dimas: wah bingung
  • Ega: kuning
  • Elda: pink atau coklat
  • Upil: biru jeans
  • Felice: kuning.. atau hijau muda ya? Ah bingung
  • Panda: bingung juga
  • Ory: hitam
  • Garlan: oranye atau coklat
  • Hana: oranye
  • Ika: putih
  • Irfan: biru.. agak tua deh
  • Aya: hijau
  • Johan: ungu deh
  • Jojo: hitam.. keabu-abuan
  • Kresna: abu-abu atau hitam
  • Mahesh: ungu tua
  • Chio: hitam
  • Maya: hitam, hijau tua
  • Mire: putih
  • Mirza: hitam
  • Adit Gele: coklat
  • Ezi: kuning tua, krem
  • Hanif: coklat
  • Iqbal: hijau, kuning butek
  • K: biru agak tua
  • Monic: hitam atau putih
  • Nadira: violet, nila, atau apalah namanya
  • Siwi: abu-abu, cokelat
  • Rista: putih, biru muda
  • Kiky: hijau, coklat
  • Danu: hijau, ijo banget..
  • RBA: biru keunguan
  • Robie: biru, hitam
  • Sabil: merah tua
  • Pablo: biru kehitaman
  • Santi: pink, pink abeeezzz…
  • Sasya: merah
  • Sely: oranye muda, hitam
  • Sigit: biru tua, hitam
  • Syafiq: abu-abu
  • Tia: biru tua, ungu
  • Yo: hitam
Kita bisa lihat daftar di atas, kalau diteliti, sebetulnya ada banyak hal-hal dari luar yang bisa memengaruhi gue dalam men-judge warna untuk orang. Kalau lu tahu, warna kelompok TKHI cukup berpengaruh karena gue secara sadar-gak sadar merasa bahwa warna itu cocok dijadikan panduan dalam menentukan warna orang yang bernaung dalam kelompoknya. Selain itu, warna rambut (?), warna kulit (:P), warna baju yang biasa dipake, warna benda-benda yang sering dia bawa-bawa kemana-mana/warna benda favorit, juga memberi pengaruh besar. Satu lagi, keliatan kan kalo gue sering masukin warna biru dan hitam? Dua warna itu warna favorit gue, bersama warna hijau. Gue merasa bahwa kegiatan ini sifatnya subjektif, di mana gue sering memasukkan warna-warna favorit gue dalam menghubungkan temen-temen gue dengan warna. Itu tadi hal-hal yang kiranya memengaruhi “pendapat” gue tentang warna orang.
Nah, kemudian, bisa diliat lagi, gue kadang-kadang bingung menentukan warna buat orang. Ini terjadi kadang-kadang, ketika gue gak bisa menemukan petunjuk dan tidak ada faktor eksternal yang cocok diaplikasikan sehingga dapat memengaruhi gue. ß (kalimat sebelumnya ini agak aneh, udahlah..). Atau bisa jadi saat gue gak bisa nentuin sifat dan karakter si orang yang cocok dengan warna yang gue tahu. Atau bisa aja ketidaktahuan gue, tahu kan, di saat gue tidak mengetahui sesuatu.. I just don’t know, itu maksud gue. Sementara itu, ada orang-orang yang gue bisa dengan mudah menyebut warna yang cocok dengan dia karena gue seakan ngeliat dia bersinar dengan warna itu atau tulisan warna itu dicetak gede-gede di jidatnya. Jadi, ada orang yang gue susah nentuin warnanya, ada orang yang gue gampang nyebutinnya.
Cukup dengan igauan sampah ini. Gue tidak berharap kalian mengerti, tetapi gue mencoba untuk membuat kalian tahu. Meskipun begitu, gue tetap ingin tahu apa ini. Gue pengen mempelajari ini secara ilmiah (alah). Ada yang bisa membantu gue?